-"Everything that has a beginning,has an end"-

Senin, 15 November 2010

"Mata" Baru NASA di Matahari Memberikan Images Pertama

NASA baru-baru ini meluncurkan Dynamics Solar Observatory, atau SDO, adalah kembali gambar awal yang mengkonfirmasi kemampuan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para ilmuwan untuk lebih memahami proses yang dinamis matahari kita. Kegiatan ini matahari mempengaruhi segala sesuatu di Bumi.


Beberapa gambar dari pesawat ruang angkasa menunjukkan pernah-sebelum-detail dilihat dari bahan streaming keluar dan jauh dari bintik matahari. Lainnya menunjukkan ekstrim close-up aktivitas di permukaan matahari. pesawat ruang angkasa juga telah membuat resolusi tinggi pengukuran pertama flare matahari dalam berbagai panjang gelombang ultraviolet ekstrim.

"Gambar-gambar awal menunjukkan matahari yang dinamis yang belum pernah saya lihat di lebih dari 40 tahun penelitian matahari," kata Richard Fisher, direktur Divisi Heliophysics di Markas NASA di Washington "SDO akan mengubah pemahaman kita tentang matahari dan prosesnya. , yang mempengaruhi hidup kita dan masyarakat. Misi ini akan memiliki dampak besar pada ilmu pengetahuan, mirip dengan dampak Teleskop luar angkasa Hubble pada astrofisika modern. "






Sebuah disk penuh multiwavelength citra ultraviolet ekstrim matahari yang diambil oleh SDO pada 30 Maret 2010. Warna palsu jejak suhu gas yang berbeda. Reds relatif sejuk (sekitar 60.000 Kelvin, atau 107540 F); blues dan hijau lebih panas (lebih dari 1 juta Kelvin, atau 1799540 F). Kredit: NASA / Goddard / Tim AIA SDO

SDO akan menentukan bagaimana medan magnet matahari dihasilkan, terstruktur dan dikonversi menjadi peristiwa matahari kekerasan seperti angin matahari bergolak, solar flare dan coronal mass ejections. Awan ini sangat besar material, ketika diarahkan ke bumi, dapat menyebabkan badai magnetik besar di magnetosfer planet kita dan atmosfer atas.
SDO akan menyediakan data penting yang akan meningkatkan kemampuan untuk memprediksi peristiwa cuaca ruang ini. NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Md, membangun, mengoperasikan dan mengelola pesawat ruang angkasa SDO untuk agen Direktorat Misi Sains di Washington.
"Saya sangat bangga dengan tenaga kerja brilian kami di Goddard, yang menulis ulang buku teks ilmu sekali lagi." Kata Senator Barbara Mikulski, D-Md., Ketua dari Commerce, Hukum dan Ilmu Alokasi Sub-komite bahwa dana NASA. "Kali ini Dewi adalah shedding cahaya baru pada bintang terdekat kita, matahari, menemukan informasi baru tentang flare matahari yang kuat yang mempengaruhi kita di sini di Bumi oleh satelit komunikasi merusak dan untuk sementara merobohkan jaringan listrik. data yang lebih baik berarti lebih akurat peringatan badai matahari. "


Ruang cuaca telah diakui sebagai penyebab masalah teknologi sejak penemuan telegraf pada abad ke-19. Peristiwa ini menghasilkan gangguan dalam medan elektromagnetik di Bumi yang dapat menimbulkan arus ekstrim di kawat, mengganggu jaringan listrik dan menyebabkan pemadaman meluas. Badai matahari ini bisa mengganggu komunikasi antara pengendali tanah, satelit dan pilot pesawat terbang di dekat kutub bumi. kebisingan Radio dari badai juga bisa mengganggu layanan telepon seluler.


SDO akan mengirimkan 1,5 terabyte data kembali ke bumi setiap hari, yang setara untuk download harian setengah juta lagu ke MP3 player. Observatorium ini membawa tiga negara seni-instrumen untuk melakukan penelitian surya.
Para Helioseismic dan Magnetic Imager peta medan magnet matahari dan terlihat di bawah matahari, permukaan AOS buram. Percobaan akan menguraikan fisika matahari, aktivitas AOS, mengambil gambar dalam beberapa band yang sangat sempit cahaya tampak. Para ilmuwan akan dapat membuat gambar USG matahari dan studi daerah aktif dalam cara yang mirip dengan pergeseran pasir menonton di sebuah gundukan gurun. Instrumen, penyidik AOS pokok Phil Scherrer dari Stanford University. HMI dibangun oleh sebuah kolaborasi dari Stanford University dan Lockheed Martin Solar dan Astrofisika Laboratorium di Palo Alto, California
The atmosfer Imaging Majelis adalah sekelompok empat teleskop yang dirancang untuk foto matahari, AOS permukaan dan atmosfer. Instrumen mencakup 10 band yang berbeda panjang gelombang, atau warna, dipilih untuk mengungkapkan aspek-aspek kunci dari aktivitas matahari. Jenis gambar akan menampilkan rincian pernah terlihat sebelumnya oleh para ilmuwan. Penyidik utama adalah Alan Judul dari Lockheed Martin Solar dan Astrofisika Laboratorium, yang dibangun instrumen.
Extreme Ultraviolet Variabilitas Percobaan mengukur fluktuasi di bawah sinar matahari, AOS emisi berseri-seri. Emisi ini memiliki efek langsung dan kuat di Bumi, atmosfer AOS atas - pemanasan itu, terengah-engah itu, dan melanggar selain atom dan molekul. Peneliti don, AOT tahu seberapa cepat matahari dapat bervariasi di banyak dari panjang gelombang, sehingga mereka berharap untuk membuat penemuan tentang kejadian flare. Penyidik utama adalah Tom Woods Laboratorium Atmosfer dan Space Fisika di University of Colorado, Boulder. LASP dibangun instrumen.
"Gambar-gambar yang menakjubkan, yang menunjukkan matahari yang dinamis kami di tingkat baru detail, hanya awal kontribusi SDO untuk pemahaman kita tentang matahari," kata SDO Proyek Ilmuwan Dekan Pesnell dari Goddard.
SDO adalah misi pertama NASA Hidup dengan Program Star, atau LWS, dan permata mahkota dalam armada misi NASA yang mempelajari matahari kita dan lingkungan ruang. Tujuan dari LWS adalah untuk mengembangkan pemahaman ilmiah yang diperlukan untuk menangani aspek-aspek dari sistem matahari-bumi yang terhubung langsung mempengaruhi kehidupan kita dan masyarakat.


(Source: nasa.gov)

Badai Matahari 2012-2013 (perkiraan)

VIVAnews - Kabar tak menyenangkan lagi-lagi datang dari ranah astronomi. Akhir minggu lalu, salah satu bintik matahari baru saja erupsi alias meletus dan menyemburkan korona dalam jumlah besar atau disebut sebagian orang sebagai badai matahari.


Adakah dampaknya terhadap bumi? Ada. Tetapi, siapa pun berharap hal itu tidak terjadi.


Jika Anda pernah mendengar berita tentang prediksi badai matahari yang terjadi di tahun 2013 nanti dan akan melumpuhkan seluruh aktivitas di bumi, kurang lebih apa yang terjadi akhir minggu lalu juga demikian. Akan tetapi, skalanya kali ini kemungkinan tidak sebesar perkiraan sebelumnya.


Pada gambar korona, atau cahaya semu di sekitar matahari, yang tertangkap oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) dan pesawat ruang angkasa kembar milik NASA, STEREO, nampak awan gas meletus keluar dari bintik matahari 1123 di sekitar bagian selatan matahari pada Jumat dini hari waktu setempat.

Pasalnya, material yang "dimuntahkan" oleh erupsi tersebut mengarah lurus ke arah bumi.


Muhammad Chandrataruna,Vivanews



Foto letupan matahari yang diambil dari satelit NASA (AP Photo/NASA)


VIVAnews - Kabar tak menyenangkan lagi-lagi datang dari ranah astronomi. Akhir minggu lalu, salah satu bintik matahari baru saja erupsi alias meletus dan menyemburkan korona dalam jumlah besar atau disebut sebagian orang sebagai badai matahari.


Adakah dampaknya terhadap bumi? Ada. Tetapi, siapa pun berharap hal itu tidak terjadi.


Jika Anda pernah mendengar berita tentang prediksi badai matahari yang terjadi di tahun 2013 nanti dan akan melumpuhkan seluruh aktivitas di bumi, kurang lebih apa yang terjadi akhir minggu lalu juga demikian. Akan tetapi, skalanya kali ini kemungkinan tidak sebesar perkiraan sebelumnya.


Pada gambar korona, atau cahaya semu di sekitar matahari, yang tertangkap oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) dan pesawat ruang angkasa kembar milik NASA, STEREO, nampak awan gas meletus keluar dari bintik matahari 1123 di sekitar bagian selatan matahari pada Jumat dini hari waktu setempat.


Letusan itu telah diklasifikasikan ilmuwan sebagai bintik surya C-4. Sayangnya, material yang "dimuntahkan" erupsi tersebut mengarah lurus ke arah bumi dengan kecepatan nyaris mendekati 500 kilometer per jam.


NASA memperkirakan awan gas tersebut akan sampai ke atmosfer bumi sekitar dua-tiga hari sejak Jumat, atau sekitar hari Minggu atau Senin waktu setempat (Florida, Amerika Serikat). "Pengamat lintang astronomi harus mewaspadai adanya aurora pada hari-hari tersebut," tutur NASA dalam keterangannya, yang dikutip VIVAnews dari TG Daily, Senin 15 November 2010.




Kabar baiknya, kali ini hanya sebagian kecil titik api yang cukup kuat untuk menghasilkan badai matahari. Namun, jika jumlah materinya cukup besar, yang mana kebanyakan mengandung proton dan elektron, tentu saja mampu menghasilkan medan magnet dan radiasi elektromagnetik ke ruang angkasa.


Hasilnya, radiasi yang muncul kemudian merusak seluruh gelombang elektromagnetik di bumi dan membuat bencana besar.


Bisakah Anda membayangkan bumi tanpa telekomunikasi? Hampir seluruh alat transportasi massal akan lumpuh, mulai dari kereta api, MRT, subway, dan tentu saja pesawat terbang.

Segala bentuk navigasi yang berbasis GPS dan berhubungan dengan satelit akan terkena imbas. Jaringan mobile dan radio akan lenyap. Dan, kemungkinan terburuk yang terjadi: beberapa hari ke depan kita hidup tanpa listrik.
( Source:vivanews )

Senin, 11 Oktober 2010

from-Enigma::::::>Badai matahari 2012 - Perlukah kita kuatir?

Monday, September 27, 2010


Ketika solar minimum terjadi, bintik matahari menghilang dan lidah-lidah api matahari lenyap. Matahari tiba-tiba menjadi sangat tenang, sama seperti suasana tenang yang biasa muncul sebelum badai besar melanda.


Tahun lalu, isu kiamat 2012 yang dikaitkan dengan kalender Maya dan badai matahari menjadi salah satu topik terhangat yang dibicarakan oleh banyak orang. Isu itu mulai mereda ketika banyak ilmuwan, termasuk dari NASA sendiri, mengeluarkan pernyataan yang menolak spekulasi kiamat akibat badai matahari di tahun 2012. Namun, pada bulan Agustus 2010 ini, sebuah jurnal penelitian dari seorang astronom Australia bernama David Reneke kembali mengangkat isu ini. Tiba-tiba, isu badai matahari dan 2012 kembali menjadi isu panas di bulan ini. Haruskah kita kuatir?

Beberapa marketer hari kiamat percaya kalau tahun 2012, badai matahari super akan memanggang bumi dan seisinya. Ini berarti kiamat total bagi bumi seperti yang digambarkan dalam film Knowing. Walaupun prediksi ini dibantah oleh para ilmuwan, termasuk NASA sendiri, namun paling tidak semua sepakat kalau badai matahari yang akan datang kemungkinan bisa membawa kerusakan atas jaringan komunikasi di seluruh dunia.

Kerusakan masif atas sistem telekomunikasi seperti itu sudah pernah terjadi pada tahun 1859 saat terjadinya peristiwa yang dikenal dengan sebutan Carrington event.

Carrington Event
Pada tanggal 1 September 1859, Richard Carrington, astronom matahari kenamaan Inggris yang saat itu baru berusia 33 tahun, sedang berada di observatoriumnya sambil melakukan pengamatan.

Seperti biasanya, Carrington mengamati matahari lewat citra proyeksi pada sebuah layar yang dihasilkan oleh teleskopnya. Dengan teliti ia menggambar bintik matahari yang terlihat.

Tiba-tiba, di hadapan matanya, ia melihat dua titik cahaya putih menyilaukan yang yang muncul di atas bintik hitam matahari. Titik cahaya itu terlihat semakin intens dan segera berubah bentuk menjadi seperti bentuk ginjal.
"Dengan segera saya berlari untuk memanggil orang lain agar turut menyaksikannya. Ketika saya kembali 60 detik kemudian, saya terkejut karena titik itu telah berubah bentuk."
Pemandangan itu hanya berlangsung selama 5 menit. Namun apa yang diakibatkannya terhadap planet bumi akan selalu dikenang sebagai salah satu peristiwa astronomi paling menakjubkan (atau menakutkan) yang pernah terjadi.

Apa yang dilihat Carrington adalah lidah api putih matahari (White solar flare) yang muncul akibat ledakan magnetik matahari. Ledakan ini tidak hanya menghasilkan cahaya yang terlihat oleh mata, namun juga menghasilkan awan partikel super raksasa yang mengeluarkan pusaran magnetik yang dikenal dengan sebutan Coronal Mass Ejection (CME).

CME yang tercipta itu bergerak langsung menuju bumi dan tiba hanya dalam tempo 18 jam. Ini cukup luar biasa, mengingat pada umumnya perjalanan itu akan ditempuh dalam waktu 3 atau 4 hari. Ketika CME itu menghantam bumi, medan magnet yang menyelubungi bumi menjadi terganggu sehingga menciptakan Badai Geomagnetik terbesar yang pernah tercatat di dalam sejarah.

Langit di atas bumi segera dipenuhi dengan Aurora berwarna merah, hijau dan ungu. Cahaya-cahaya itu begitu luar biasa sehingga malam yang gelap terlihat terang benderang seperti siang hari. Luar biasanya, aurora itu bahkan bisa terlihat di wilayah-wilayah tropis seperti Kuba, Bahama, Jamaika dan Hawaii.

Namun, efeknya tidak hanya sampai disitu. Pertunjukan aurora yang indah itu ternyata disertai oleh kerusakan besar pada sistem komunikasi di Eropa dan Amerika.

Tiba-tiba, seluruh sistem telegraf mengalami kekacauan. Percikan api terlihat di mesin-mesin telegraf sehingga mengejutkan operator yang sedang bertugas. Bahkan ketika batere telegraf diputus, arus listrik yang dipicu oleh aurora membuat mesin-mesin tersebut masih bisa mengirimkan pesan.

Peristiwa ini memberikan pengertian baru kepada para astronom mengenai aktifitas matahari dan dampaknya atas kehidupan manusia.

Dalam tempo 2 atau 3 tahun lagi, ada kemungkinan kalau kita bisa menghadapi masalah serupa. Peringatan inilah yang baru-baru ini diberikan oleh David Reneke yang menerbitkan prediksinya dalam Jurnal Australasian Science.

Sekilas mengenai Badai Matahari
Ada banyak kesalahpahaman mengenai fenomena badai matahari ini. Bagi yang tidak mengerti, badai matahari sering dianggap sebagai peristiwa luar biasa yang sangat langka. Padahal tidak demikian adanya.

Matahari mengalami siklus rata-rata 11 tahunan (antara 9-14 tahun) yang bermula dari periode aktifitas rendah, yang disebut Solar Minimum, hingga periode dimana aktifitasnya meningkat, yang disebut Solar Maksimum. Solar maksimum terakhir terjadi pada tahun 2000.

Dengan demikian, badai matahari sesungguhnya bukan peristiwa aneh yang langka. Fenemena ini adalah bagian yang normal dari siklus kehidupan matahari.
 
Selama periode solar maksimum, muncul Bintik Matahari (sunspot), yaitu titik gelap di permukaan matahari yang disebabkan oleh garis medan magnet yang menerobos permukaan matahari.

Karena matahari bukan objek padat seperti bumi, bagian-bagian yang berbeda dari matahari berotasi dengan kecepatan yang berbeda juga. Ini akan menyebabkan garis medan magnetiknya menjadi kacau balau hingga menyebabkan terbentuknya Solar Flare (Lidah api matahari) yang kadang disertai dengan Coronal Mass Ejection (CME).

Peristiwa inilah yang sering disebut dengan istilah Solar Storm atau Badai Matahari.

Jika CME tersebut bergerak menuju bumi, partikel yang dibawanya akan menghantam magnetosphere bumi yang kemudian akan menciptakan aurora. 
 
 
 
Prediksi David Reneke
Kembali kepada prediksi Reneke, menurutnya, badai matahari yang akan terjadi pada tahun 2012 memiliki potensi untuk menghantam bumi dengan kekuatan setara 100 juta bom atom hidrogen. Kekuatan ini dipastikan akan menghancurkan seluruh sistem satelit di seluruh dunia yang dikuatirkan akan membawa bumi kembali ke zaman batu.

Tentu saja prediksi ini bukan sesuatu yang baru karena peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, yang dikuatirkan oleh Reneke adalah potensi kekuatannya.

"Umumnya, para astronom sepakat kalau solar maksimum yang akan datang akan menjadi yang paling kuat dalam 100 tahun terakhir." Kata Reneke.

"Sebagian percaya kalau peristiwa ini akan mempengaruhi perusahaan penerbangan, perusahaan telekomunikasi dan siapapun yang bekerja dengan sistem GPS modern. Badai ini mampu mematikan satelit yang sedang mengorbit."
Tambahnya.

Lalu bagaimana tanggapan astronom lainnya?

NASA sendiri tidak terlalu mengkuatirkan peristiwa ini, namun mereka memang telah mengantisipasi badai ini sejak tahun 2006. Mereka juga memperkirakan kalau badai ini mampu mempengaruhi pembangkit listrik di berbagai tempat sehingga bukan hanya industri telekomunikasi atau penerbangan yang terganggu, melainkan juga industri lainnya seperti perbankan dan yang berkaitan dengannya.

Badai itu diperkirakan akan terjadi pada tahun 2012 akhir. Namun mereka pun mengakui kalau tidak akan ada yang pernah bisa tahu pasti berapa besar efek kerusakan yang bisa ditimbulkannya.

National Academy of Sciences Amerika pernah memperkirakan kalau kerusakan yang mungkin terjadi bisa membawa kerugian sekitar 1 hingga 2 triliun dolar Amerika dan membutuhkan waktu hingga 10 tahun untuk pulih sepenuhnya.

Badai matahari dalam skala yang cukup besar pernah terjadi juga pada tahun 1989 dan menyebabkan blackout di seluruh Quebec, Kanada. Pada badai matahari tahun 2003, Swedia dan Afrika Selatan juga mengalami nasib serupa.

Lalu, sebuah pertanyaan sederhana yang sering ditanyakan oleh banyak orang. Jika benar badai matahari super terjadi pada tahun 2012, apakah badai itu akan menghasilkan lidah api yang bisa menghanguskan seluruh bumi dan seisinya seperti di film Knowing?

Jawabannya adalah: Tidak!

Apa yang akan terjadi?
Walaupun terdengar begitu chaos, sesungguhnya manusia dan makhluk hidup lainnya terlindung dengan aman di bumi. Pada saat terjadinya badai-badai matahari sebelumnya, makhluk hidup di bumi sama sekali tidak terpengaruh. Namun, teknologi yang kita miliki memang rentan terhadap fenomena ini.

Sama seperti yang terjadi pada tahun 1859, atau tahun ketika Quebec, Swedia dan Afrika Selatan dibuat blackout, badai matahari yang akan datang bisa merontokkan sistem komunikasi kita.

Mengingat sangat tergantungnya infrastruktur kita terhadap jaringan telekomunikasi, maka peristiwa lumpuhnya telekomunikasi mungkin akan membawa kelumpuhan pada sistem lainnya, seperti keuangan dan transportasi.

Sebuah semburan badai matahari yang kuat bisa membawa kerusakan dengan mengintervensi sumber listrik dan jalur komunikasi kita. Ini akan menyebabkan sistem menjadi overload dan akhirnya mengalami kerusakan.

Menurut salah satu laporan yang dikeluarkan oleh National Academy of Science Amerika Serikat, apabila badai itu terjadi, sekitar 300 pembangkit listrik di Amerika bisa lumpuh hanya dalam tempo 90 detik. Ini akan memutuskan persediaan listrik untuk 130 juta penduduk.

Setelah jaringan listrik terputus, persediaan air pun akan ikut terputus. Tanpa adanya listrik dan persediaan air, maka perekonomian akan menjadi lumpuh. Tidak ada aktifitas perkantoran dan transportasi seperti pesawat terbang atau kereta api. Bahkan fasilitas vital seperti markas militer atau rumah sakit juga akan ikut lumpuh. Dengan kata lain Chaos!

Tetapi, itu adalah skenario terburuknya.

Kabar baiknya adalah, manusia telah belajar dari masa lalu.

NASA dan badan antariksa negara-negara lain di dunia telah mengetahui dengan jelas kalau solar flare bisa melumpuhkan sistem satelit. Karena itu sejak lama, NASA telah mengirim beberapa wahana untuk mengawasi aktifitas matahari. Saat ini, wahana-wahana tersebut, seperti ACE atau SOHO, masih rajin mengawasi perubahan-perubahan aktifitas yang terjadi pada matahari.
  
Jika wahana itu mendeteksi adanya CME, maka sensornya akan segera menghasilkan peringatan yang memberikan cukup waktu bagi manusia bumi (kita) untuk mengambil langkah antisipasi, seperti mengubah sistem satelit kita menjadi "safe mode". Dengan demikian, kerusakan yang ditimbulkannya akan menjadi sangat minimal. Antisipasi yang sama juga telah dilakukan terhadap infrastruktur dan sumber pembangkit listrik lainnya.

Yup, kita memang telah belajar. Sama seperti kita telah belajar mengantisipasi Millenium Bug Y2K 10 tahun yang lalu.

Karena itu pendapat David Reneke juga mendapat cukup banyak kritikan. Misalnya, dari rekannya sesama astronom Australia bernama Dr. Phil Wilkinson dari Bureu of Meteorology Ionospheric Prediction Service.

Menurutnya, kerusakan pada satelit akan sangat minimal. Bahkan ia menolak anggapan kalau badai matahari yang akan terjadi merupakan yang terkuat dalam 100 tahun terakhir.

"Semua pernyataan-pernyataan ini memang menjual, namun saya yakin semuanya terlalu berlebihan." Katanya. "Pesan yang benar adalah, badai matahari yang akan datang sama saja bahayanya dengan badai-badai matahari sebelumnya."

Dr. Wilkinson juga mengatakan kalaupun sistem komunikasi terganggu, maka sifatnya hanya akan sementara dan lokal. Selain itu, ia punya alasan lain. Menurut pemantauan para astronom, aktifitas matahari dalam siklus kali ini ternyata tidak sekuat seperti yang diperkirakan sebelumnya. Ini membuat para astronom matahari percaya kalau matahari mungkin bisa memasuki masa "little ice age". Pengamatan ini berbanding terbalik dengan prediksi Reneke.

Jadi, tidak perlu kuatir.

Disaster Plan
Baiklah, sekarang, anggaplah kalian masih kuatir dengan badai matahari tahun 2012, kalian mungkin bertanya: "Bagaimana kalau David Reneke yang benar? Lalu apa yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana ini?"

Federal Emergency Management Agency (FEMA), sejenis badan penanggulangan bencana di Amerika, punya jawaban atas pertanyaan ini. Sejak lama mereka juga telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerusakan infrastruktur akibat fenomena ini.

Menurut Craig Fugate, administrator FEMA, paling tidak, efek badai matahari ini mungkin kurang lebih sama dengan efek terjadinya bencana alam seperti topan, banjir atau gempa bumi. Jadi, menurutnya, persiapan standar sudah mencukupi. Seperti menyimpan persediaan air, makanan, peralatan P3K, batere cadangan dan senter serta peralatan memasak.

Dengan kata lain, apa yang perlu kita persiapkan sama saja dengan persiapan menghadapi bencana alam pada umumnya.

Karena itu, tidak perlu kuatir sama sekali. Jika sistem telekomunikasi kita lumpuh, memang kita tidak bisa menggunakan handphone, blackberry atau facebook. Tetapi, saya percaya kita akan tetap bisa bertahan hidup.
 

Jumat, 24 September 2010

Akhirnya,penyebab tenggelamnya Titanic diketahui

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Penyebab tenggelamnya kapal Titanic yang terjadi pada 1912 silam ternyata akibat kesalahan kemudi. Kapal pesiar terbesar dan termegah pada saat itu harusnya bisa diselamatkan andaikata sang kapten tidak nekad terus berlayar.

Pada 10 April 1912 RMS Titanic bertolak dari Southampton, Inggris menuju New York, namun pada pelayaran hari keempat kapal yang dibanggakan tak akan bisa tenggelam itu menabrak gunung es dan tenggelam sebelum kapal penyelamat tiba. Sekitar 1.500 penumpang tenggelam bersama kapal megah itu.

Adalah Louise Patten, seorang penulis dan cucu dari Charles Lightoller, pejabat nomor dua terpenting di kapal Titanic saat itu, yang mengungkap kejadian sebenarnya. Ia mengatakan kebenaran tentang apa yang terjadi hampir 100 tahun yang lalu telah disembunyikan karena takut menodai reputasi kakeknya, yang juga seorang pahlawan perang.

Lightoller, adalah perwira paling senior yang selamat dari kejadian itu. Namun ia menutupi kesalahan saat penyelidikan tenggelamnya kapal. Karena ia khawatir jika kecelakaan disebabkan kesalahan manusia, maka sang pemilik kapal akan bangkrut dan rekan-rekannya pun keluar dari pekerjaan.

"Padahal mereka dengan mudah bisa menghindari gunung es jika bukan karena perintah yang blunder," kata Patten seperti dikutip Daily Telegraph. Tenggelamnya kapal Titanic yang relatif cepat itu terjadi karena pimpinan mereka memaksa kapten untuk terus berlayar usai menabrak gunung es. "Bukannya kemudi diarahkan ke sebelah kiri gunung es, pemegang kemudi, Robert Hitchins, panik dan belok ke arah yang salah."

Patten menulis perubahan dari kapal layar tradisional menjadi kapal uap berarti ada dua sistem kemudi yang berbeda. Sistem yang satu berarti memutar roda ke satu arah dan sistem lainnya memutar ke arah yang berlawanan.

Setelah mereka sadar telah keliru, Patten menambahkan, mereka hanya memiliki empat menit untuk mengubah arah dan waktu. Perwira Pertama William Murdoch menyadari sang juru mudi salah, kemudian mencoba memperbaiki itu namun terlambat.

Kakek Patten pun ikut dalam rapat terakhir perwira kapal Titanic sebelum kapal itu tenggelam. Di sanalah jelas semua kesalahan fatal yang telah terjadi. Namun yang memperparah kondsii adalah, J. Bruce Ismay, pemilik White Star Line membujuk kapten untuk terus berlayar.

Keputusan inilah yang membuat kapal tenggelam berjam-jam lebih cepat daripada seharusnya. "Padahal kalau Titanic diam saja, ia akan bertahan paling tidak sampai kapal penyelamat datang dan tidak ada yang perlu mati," ungkap Patten. Selama ini diketahui penyebab tenggelamnya kapal mewah itu akibat menabrak gunung es yang merobek lambung kapal yang membuat kapal rusak parah.

Jumat, 13 Agustus 2010

VIVAnews - Badan Arsip Inggris kembali membuka ribuan file tentang penampakan benda misterius di langit alias unidentified flying object (UFO), Kamis 5 Agustus 2010.

Salah satunya adalah penampakan pesawat raksasa misterius yang besarnya '20 kali lapangan bola' di atas Bandara Manchester, Inggris, Januari 1995.

Penampakan itu dilaporkan para saksi mata ke pihak militer setempat. Yang luar biasa, di hari yang sama, pilot British Airways melaporkan pesawatnya 'hampir meleset' saat ia mencoba mendaratkan Boeing 737 di landasan. Ini jadi bahan investigasi Departemen Pertahanan.

Laporan lain menyebutkan,  penampakan benda mirip cerutu di atas Lancashire pada Februiari 1977, serta pada Oktober 1980, dua petugas polisi yang melakukan patroli  di RAF Woodbridge, Suffolk, melihat obyek aneh yang bersinar dari dalam hutan.

"Deskripsi obyek tersebut, berwarna metalik, dan berbentuk segitiga. Benda ini memancarkan cahaya putih ke hutan di sekitarnya," demikian bunyi laporan tersebut, seperti dimuat laman The Sun.

Salah satu laporan yang paling menarik perhatian adalah keputusan Mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill yang  sengaja merahasiakan insiden 'pertemuan' antara UFO dengan pesawat pembom milik RAF di atas perairan Inggris.

Dalam dokumen rahasia yang diungkap hari ini, Churchill beralasan, dia tak mau rakyat panik dan kehilangan keyakinan agamanya.

Churchill mengeluarkan keputusan itu di sela-sela rapat rahasia dengan komandan pasukan sekutu, Jenderal Dwight Eisenhower di sebuah tempat yang dirahasiakan di Amerika Serikat.

File yang kemarin diungkap juga menyebut bahwa penampakan UFO di Inggris pada tahun 1950-an mendapat tanggapan serius, bahkan didiskusikan oleh pejabat intelijen level tinggi.

Penulis 'The UFO files' dan dosen jurnalistik senior dari Sheffield Hallam University mengatakan, di tanggal-tanggal di file yang kemarin dibuka adalah saat di mana ketertarikan terhadap dunia paranormal mencapai puncaknya.

Apalagi, didukung sejumlah film fiksi ilmiah semacam 'The X Files' dan 'Independence Day'.

Sementara, Nick Pope, mantan pegawai Departemen Pertahanan Inggris yang menangani file UFO mengatakan, seberapa besar kepercayaan seseorang tentang keberadaan UFO, ada fakta-fakta yang harus dipertimbangkan.

"Mayoritas dari laporan penampakan UFO adalah kesalahan identifikasi benda, misalnya lampu pesawat atau meteor. Namun, sebagian kecil dari laporan tersebut sampai sekarang tidak bisa dijelaskan," kata dia, seperti dimuat Daily Telegraph. (sj)

*Note:Saya belum mencantumkan gambar,artikel ini akan segera diupdate (secepat yang saya bisa)